Minggu, 12 Februari 2012

Zaman Batu Tua

Zaman ini diiperkiirakan berlansung selama 600.000 tahun silam, yaitu selama kala pleistocen (diluvium). Apakah anda dapat membayangkan keadaan manusia yang hidup pada kurun waktu tersebut? selama kurun waktu tersebut  manuusia hanya menggunakan alat –aalat yang paling dekat dengan lingkkungan hidup mereka, seperti kayu, bambu, dan batu. Bandingkan dengan peralatan yang anda gunakan sehari-hari! Berbeda bukan? Mereka menggunakan batu yang masih kasar untuk memburu binatang . batu yang berfungsi sebagai kapak yang digenggam untuk memotoong kayu atau membunuh binatang buruan.. kehidupan maanusia zaman ini masih nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain. Kepindahan tempat mereka bergantung pada tersedianya bahan-bahan makanan, terutama binatang buruan. Jadi, inti dari kegiatan hidup sehari-hari manusia pendukunng Zaman Paleotikum adalah mengumpulkan bahan makanan untuk dikomsumsi saat itu juga. Kegiatan seperti itu disebut peradaban food gathering atau pengumpul makanan. 

Sabtu, 04 Februari 2012

Pengertian Refraktometer

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut misalnya : gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah dengan dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernst Abbe seorang ilmuan dari Jerman pada permulaan abad 20 (Raharjo, 2010).

Refraktometer adalah alat untuk mengukur nilai kadar garam pada air. Alat ini sangat mudah dalam penggunaan dan perawatannya. Untuk menjaga keakuratan pembacaan dari refraktometer ini maka kita harus mengenal  tiap bagian-bagian dari alat ini.

Kamis, 02 Februari 2012

Proses Perkembangan Politik Aliran


Berkembangnya kehidupan politik (system poilik) sebagai konsekuensi adanya kehidupan masyarakat yang majemuk (diferensiasi sosial) dan pelapisan sosial  (stratifikasi sosial) di samping proses-proses sosial yang lain. Konsep tentang politik muncul dalam kehidupan masyarakat terutama dari lapisan kelas atas (pengusaha/kaum elit) dalam usaha mengatur, mengorganisasikan,dan mempersatukan segenap lapisan masyarakat. Sehingga dapat dicapai keseimbangan kekuasaan, keseimbangan hak-hak, dan kewajiban warga masyarakat, keseimbangan dalam kesejahteraan, ketertiban, keamanan, dan keteraturan dalam hidup bermasyarakat.
Konsep tentang politik dalam prosesnya berkembang menjadi budaya politik, berkembangnya budaya politk ini sejalan dengen proses perkembangan(development), perubahan (change), dan bahkan mutasi (mutation) kehidupan sosial warga masyarakat.
Budaya politik merupakan polla sikap perilaku warga masyarakat dalam orientasinya terhadap kehidupan politik tertentu. Budaya politik ini melekat pada setiap masyarakat, baik masyarakat tradisional, maupun modern. Budaya politik dalam kehidupan masyarakat  modern sering dikenal peradaban politik (political civilization) yang dihubungkan dengan tingkat kebbudayaan dan  IPTEK yang tinggi. System politik menyangkut hubungan antarinvidudalam kekuasaan, wewenang, nilai, dan norma sosial, keseimngan hak dan kewajiban. Ilmu politik, seperti ilmu sosial yang meletakkan manusia dalam kehidupan masyarakat sebagai titk sentalnya.
Budaya politik suatu masyarakat tampak dari perilaku politiknya (poiticalbehavior). Robert K. Carr (dalam American Demorcracy in Theory  in Practice,1961) mmerumuskan bahwa perilaku adalah gambaran tentang sikap perilaku manusia dalam situasi politik. Situsi politik mencakup, kebijakan yang diterapkan pemerintah, opini politik yang berkembang dalam masyarakat, peran lembaga, dan organisasi politik. Membudayakan konsep politik masyarakat dalam perkembangannya menumbuhkan munculnya aliran-aliran politik atau politik aliran sehingga dikenal adanya politik atas dasar agama, atas dasar kenyataan, dan aliran politik atas dasar kekaryaan.     

Etnosentrisme

Sebagaimana  sudah dijelaskan sebelumnya akibat adanya sikap primordialisme yang ada dalam masyarakat melahirkan sikap entosentrisme. Entosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. Dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsanya merupakan cara hidup yang paling baik.


Dalam hidup masyarakat multikultural, senantiasa dihadapkan dengan kebudayaan;kebudayaan lain yang tidak sama satu dengan yang lain dan kadang-kadang unsur-unsur bbudaya tersebut sulit dipersatukan, sehingga dapat menimbulkan pertentangan (konflik). Akibat adanya perbedaan-perbedaan pola kebudayaan akan mendorong timbulnya persaingan dan pertentangan bahkan bentrokan antara sukku bansa yang satu dengan suku bangsa yang lain atau etnik satu dengan etnik lainnya. Ini tejadi karna masing-masing suku etnik saling menonjolkan kelebihan kebudayaan dan menganggap budaya lainkurang baik atau rendah.
Ketika suku bangsa yang satu menganggap suku bangsa lain lebih rendah, maka sikap demikian akan menimbulkan konflik . Konflik itu antara lain khusus SARA, yang pertentangan yang didasari suku, agama, ras, dan antargolongan.

Minggu, 29 Januari 2012

Pengertian Primordialisme

Primordialisme adalah paham atau ide dari anggota masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk berkelompok sehingga terbentuklah suku-suku bangsa. Pengelompokan itu tidak hanya pembentukan suku bangsa saja, tetapi juga di bidang lain, misalnya pengelompokan berdasarkan idiologi agama dan kepercayaan.
Primordialisme oleh sosiologi digunakan untuk menggambarkan adanya ikatan-ikatan seseorang dalam kehidupan sosial dengan hal-hal yang di bawah sejak awal kelahiran seperti suku bangsa, daerah kelahiran, ikatan klan, dan agama.
Primordialisme adalah paham atau ide dari anggota masyarakat yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok berdasarkan suku-suku bangsa. Pengertian suku bangsa (ethnic group) adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan yang lain berdasarkan kesadaran akan identitas dan kebudayaan, terutama bahasa. Dengan demikian, suku bangsa merupakan kelompok manusia yang terkait oleh kesadaran identitas dan dikuatkan oleh kesatuan bahasa. 

Masalah Perkembangan Kelompok Sosial

Akibat adanya keanekaragaman kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat menyebebkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan. Adanya pengelompokan tersebut menyebabkan terjadinya penguatan identitas dalam batas-batas tertentu dapat mempertajam prasangka antara ras, suku bangsa, dan agama, yang berbeda.
Adanya penajaman penguatan identitas akan menyebabkan terjadinya perpecahan antara kelompok-kelompok sosial karena adanya kecenderungan untuk berkelompok sehingga menimbulkan perasaan kelompok satu lebih baik daripada kelompok lain, atau menganggap kelompoknya adalah yang paling baik. Akibatnya, terjadilah konflik sosial yang bedampak pada terjadinya perpecahan diantara kelompok-kelompok sosial tersebut. Perpecahan tersebut terjadi akibat tidak adanya keseimbangan antara kelompok satu dengan yang lain, sehingga menimbulkan ketidakadilan dandapat juga terjadi karena adanya perbedaan paham tentang cara-cara memenuhi tujuan kelompok. 

Jumat, 27 Januari 2012

Pengertian Intersksi (Persilangan)

Interaksi merupakangambaran tentang terjadinya persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok sosial tertentu, hal ini terjadi akibat adanya sifat keterbukaan dalam sistem pelapisan sosial dan deferensiasi sosial yang ada dalam masyarakat.
Dalam masyarakat terjadi proses persilangan keanggotaan warga masyarakat antara klan dengan suku bangsa, ras dan agama, pendidikan dan mata pencaharian. Misalnya, orang berpendidikan tinggi (sarjana) sebagai pengrajin sehingga masuk ke dalam kelompok masyarakat pengrajin. Contoh lain adalah orang dari suku Sunda, Jawa, Madura, Aceh, dan Minangkabau yang masuk menjadi anggota partai A sehingga tergolong oleh masyarakat yang berpartisipasi positif kepartai A.
Proses interseksi atau persilangan keanggotaan warga masyarakat dari berbagai ras, suku bangsa, agama, dan profesi dapat terjadi di Negara kita. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai adanya persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok-kelompok sosial tertentu. 

Proses Interseksi

Proses kehidupan bermasyarakat mulai dari adanya kelompok yang paling kecil disebut keluarga. Dari keluarga terbentuk suatu kelompok yang disebut dengan klan. Klan adalah kelompok kekerabatan yang menyusun hubungan melalui keturunan ayah (patrilinear) dan garis keturunan ibu (matrilineal) yang menunjukkan adanya intergrasi sosial, seperti kesatuan, wilayah, adat istiadat, hak-hak istimewa, bahasa, dan loyalitas terhadap masyarakatnya. Di beberapa daerah terdapat klan yang merupakan anggota dari suku bangsa. Suku bangsa adalah kesatuan sosial berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan dengan demikian setiap suku bangsa yang ada di Indonesia belum tentu termasuk kedalam klan yang sama.
Dalam hal agama setiap suku bangsa kadang berbeda dalam agama yang dianut. Proses interseksi dalam kelompok sosialbangsa Indonesia, misalnya proses ini mulai dari proses  dari satu klan berinteraksi dengan klan yang lain, klan berinteraksi dengan suku bangsa, suku bangsa yang satu berinteraksi dengan suku bangsa yamg lain, suku bangsa berinteraksi dengan ras, dan ras yang satu berinteraksi dengan dengan ras yang lain, interaksi tidak hanya dalam kelompok klan, suku bangsa dan ras, tetapi juga melibatkan agama atau hukum adat yang berlaku.

Consolidated Social Strukture

Struktur sosial masyarakat disebut consolidated apabila terjadi tumpang-tindih parameter, sehingga terjadi  penguatan identitas keanggotaan para warga masyarakat di dalam kelompok sosial. Sebuah kelompok sosial merupakan wadah orang-orang yang satu ras, satu suku bangsa, atau satu agama. Penajaman identitas akan terjadi  seperti kelompok A merupakan kelompok orang-orang Jawa, kelompok B merupakan kelompok orang-orang Sumatera, dan kelompok C adalah kelompok orang-orang sunda.

Struktur sosial yang terkonsolidasi berfungsi menghambat proses intergrasi sosial dalam masyarakat majemuk karena terjadinya penguatan identitas yang dalam batas-batas tertentu dapat mempertajam prasangka antara ras, suku bangsa, dan agama yang berbeda.
Penajaman prasangka akan lebih nyata apabila diantara ras, suku bangsa, dan agama yang berbeda itu terjadi pula perbedaan peluang untuk memperoleh kesempatan dalam proses-proses ekonomi dan politik. Akibatnya timbul kesenjangan sosial dan ekonomi. Kasus-kasus kerusuhan di beberapa kota di Indonesia dapat kita jadikan gambaran struktur yang terkonsolidasi dan penajaman prasangka akibat kesenjangan ekonomi.
Di Indonesia pernah terjadi konflik antara dua etnis, yaitu orang etnis Cina yang memeluk agama nonmuslim yang menguasai aktifitas ekonomi modern, bahkan menjadi majikan, dan menempati status ekonomi atas, aktifitas ekonomi tradisional, menjadi buruh dan menempati status ekonomi bawah. Ketika terjadi konflik antarburuh dengan majikan, konflik tersebut menjadi luas karena adanya penguatan identitas akibat dari tumpang-tindih parameter keanggotaan dalam kelompok sosial. Konflik buruh majikan akhirnya berubah menjadi konflik agama, yaitu muslim melawan nonmuslim atau konflik etnis pribumi dengan etnis Cina nonpribumi.

Kamis, 26 Januari 2012

Intersected Social Structure

Suatu struktur sosial dinamakan intersected apabila keanggotaan para warga masyarakat dalam kelomopk-kelompok sosial yang ada bersifat silang-menyilang (interseksi). Sebuah kelompok sosial anggota-anggotanya berasal dari berbagai latar belakang, ras, suku bangsa, maupun agama. Sehingga orang-orang yang berbeda suku bangsa, ras, dan agama dapat berkumpul dalam suatu kelompok sosial.

Misalnya, dalam keanggotaan pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan partai Golkar setiap pengurus parpol beranggotakan orang-orang yang berasal dari berbagai macam ras, suku bangsa, agama, dan profesi. Diantara anggota terjalin komunikasi dan interaksi untuk kemajuan partai mereka walaupun mereka berbeda dalam hal agama, suku bangsa, dan ras.
Struktur sosial yang terinteraksi berfungsi positif terhadap proses integrasi sosial dalam masyarakat majemuk, karena memungkinkan orang-orang yang berbeda ras, suku bangsa, agama, maupun profesi dapat saling bergaul dan berinteraksi melalui kelompok-kelompok sosial yang ada. Keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok-kelompok sosial yang saling menyilang (intersected atau cross cutting affiliation)

Rabu, 25 Januari 2012

Dinamika Kelompok Sosial

Di kota-kota besar seperti, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan kota besar lainnya di Indonesia tidak saja dihuni oleh orang-orang yang bersal dari daerah tersebut, namun juga dihuni oleh orang-orang yang berasal dari suku bangsa lain. Dismping juga ada keanekaragaman dalam hal agama dan kebudayaan. Dalam kehidupan sehari-hari antarwarga nasyarakat saling bergaul  dan berinteraksi dengan suku bangsa, agama, ras, dan lapisan sosial yang berbeda. Tidak jarang terjadi  perkawinan dan pembauran antarsuku bangsa, ras, kebudayaan, dan lapisan sosial yang berbeda kamu dan teman-temanmu berasal dari berbagai macam suku bangsa, ras, agama, kebudayaan, dan lapisan sosial yang berbeda kamu dan teman-temanmu dapat berkumpul dalam kelompok sosial yang sama di sekolah, grup band atau klub olahraga.
Keadaan seperti contoh di atas dikatakan interseksi, yaitu bekumpulnya anggota kelompok yang berbeda dalam suatu kelompok sosial yang sama. Disamping itu ada kalanya karena sama-sama di perantauan, beberapa masyarakat juga berkumpul dalam suatu kelompok sosial yang sama didasarkan atas persamaan daerah, suku bangsa, agama, ras, dan lapisan sosial sehinng dapat dipersatukan  karena adannya kelompok sosial yang yang bercirikan suku bangsa tertentu, agama tertentu, dan ras tertentu.

Perkembangan Keanekaragaman Dalam Masyarakat

Bangsa Indonesia sangat terkenal dengan keanekaragaman suku bangsa, agama, ras, dan budaya. Keanekaragaman masyarakat Indonesia oleh Empu Tantular dalam kitab Sutasoma digambarkan dalam ungkapan Bhineka Tunggal Ika. Yang artinya walaupun berbeda tetap satu juga.

Coba kamu perhatikan gambar di samping ini, para menteri cabinet Indonesia bersatu di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf kalla. Menteri-menteri yang duduk dikabinet terdiri atas berbagai latar belakang suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Para menteri-menteri tersebut bekerja sama untuk kemajuan Indonesia.
Cerita di atas merupakan satu gambaran keanekaragaman bangsa Indonesia, walaupun para menteri tersebut dari latar belakang suku bangsa, agama, ras, dan budaya yang berbeda namun mereka bersatu untuk pembangunan Indonesia.

Sabtu, 21 Januari 2012

Pengertian Kelompok Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, sejak manusia dilahirkan ia sudah memiliki dua hasrat atau keinginan , yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di sekelilinganya. Keinginan yang lain adalah untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya. Dengan demikian manusia pun menggunakan fikiran, perasaan, dan kehendaknya untuk dapat menghendaki dan menyesuaikan diri dengan masyarakat dan suasana alam sekelilinya. Misalnya,agra badan sehat, manusia harus makan. Ia pun mengambil makanan dalam alam sekitarnya dengan menggunakan akal pikirannya.


Manusia pada dasarnya tidak dapat hidup sendiri, walaupun ia dilahirkan dalam keadaan sendiri. Manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi jika ia melakukan interaksi dengan manusia lainnya. Dalam menghadapi alam disekelilingnya, ia harus begaul dengan manusia lain. Semua itu harus dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mempertahankan dirinya, dan untuk meneruskan generasi atau keturunannya. Interaksi dan pergaulan dilakukan antara manusia yang satu dan yang lain akan melahirkan suatu hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi dan saling menolong. Hubungan-hubungan tersebut akan menjadikan manusia dalam berbagai himpunan atau kessatuan-kesatuan manusia. Himpunan-himpunan manusia tersebut nantinya akan menimbulkan kelompok-kelompok sosial  didalam kehidupan manusia. Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama. 

Masyarakat Multikultural

Kota besar identik dengfan kedinamisannya, seperti kota Jakarta tidak saja dihuni oleh orang Betawi, namun juga dihuni oleh orang-orang yang berasal dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia. Seperti suku Jawa, Sunda, Minangkabau, Batak, Bali dan Bugis. Demikian juga dengan agama mereka beranekaragam ada Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, serta berbagai kebudayaan. Serta berbagai kebudayaan, ras, dan etnis. Dalam kehidupan sehari-hari mereka saling bergaul dan berinteraksi antara satu dengan yang lain.

Pemaparan di atas menunjukkan gambaran masyarakat Indonesia yang hidup dalam masyarakat multikultural, yaitu masyarakat yang memiliki keanekaragaman kebudayaan. Adanya berbagai macam suku-suku disebut kelompok masyarakat atas dasar suku bangsa.
Multikultural berasal dari bahasa inggris multicultural. Multi artinya banyak, cultural artinya budaya, jadi multikultural adalah banyak budaya. Dengan demikian yang dimaksud dengan masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari banyak keebudayaan. Didalam kehidupan masyarakat multikultural ada bemacam-macam kebudayaan yang hidup bersama dan saling berdampingan serta saling berinteraksi dalam suatu masyarakat.       

Jumat, 20 Januari 2012

Keanekaragaman Dalam Masyarakat

Rumah kos ibu rahmat yang terletak disekitar kapus dihuni oleh mahasiswi-mahasiswi yang berasal dari berbagai suku bangsa. Siti berasal dari Jawa Tengah, Bertha berasal dari Sumatera Utara, Ayu berasal dari Bali, dan Nana berasal dari Jawa barat. Suatu ketika Siti dengan Nana bertengkar hanya karena perbedaan rasa makanan yang dibuat oleh Siti. Siti menghendaki rasa masakan manis, akan tetapi  Nana menghendaki rasa masakan asin dan pedas. Nana pun tidak mau makan masakan yang dibuat oleh Siti. Akibatnya Siti tersinggung dan terjadilah konflik.
Cerita di atas merupakan salah satu contoh yang sering kita jumpai disekitar kita. Jika diumpamakan, rumah Ibu Rahmat di Negara Indonesia, sementara anak-anak kos yang menghuni rumah Ibu Rahmat merupakan masyarakat Indonesia yang majemuk. Apabila tidak ada sifat yang saling menghargai diantara warga masyarakat akan timbul konflik. Kita pun sadar bahwa masyarakat kita majemuk (beraneka ragam).

Struktur Sosial

       Untuk mendefinisikan kosep struktur sosial ternyata tidak semudah yang dibayangkan, hal ini mengingat bahwa sosiologi itu merupakan ilmu yang banyak teori dan paradigm. Goerge C Homans mengingatkan struktur dengan perilaku sosial elementer dalam hubungan sosial sehari-hari di masyarakat, sedangkan menurut Talcott Parsons bahwa struktur itu ada hubungannya dengan saling keterkaitan antara instusi-instusi.

sebagian ahli sosiologi di Indonesia menganggap bahwa struktur sosial identik penggambaran tentang suatu lembaga sosial dengan istilah pranata sosial, bangun sosial, dan lembaga kemasyarakatan. Dalam antropologi sosial, konsep struktur sosial sering dianggap dengan organisasi sosial, terutama apabila hubungan dengan masalah kekerabatan dan kelembagaan.
Dengan tidak mengurangi unsur dasarnya, struktur sosial dapat kita batasi sebagai tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang merupakan jaringan dari unsure-unsur sosial yang pokok. Menurut Soerjono Soekanto, unsur-unsur sosial yang pokok itu antara lain adalah kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi social, kekuasaan dan wewenang, untuk memperjelas hakekat struktur sosial dapat kita kenali lewat ciri-ciri dari struktur sosial itu sendiri.     

Pengertian Mobilitas Sosial

     Untkata mobilitas berasal dari bahasa Latin, yaitu mobilis yang artinya mudah dipindahkan atau banyak bergerak. Mobilitas terjadi ketika seseorang  berpindah dari satu posisi ke posisi yang lain. Posisi tersebut dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari posisi-posisi sebelumnya.
 Perpindahan posisi tersebut dapat dilihat misalnya, dari dua macam mobilitas, yaitu pertama, mobilitas seumur hidup. Hal ini terlihat ketika seorang wanita yang awalnya bekerja sebagai seorang peneliti di perusahaan penerbitan dan ketika pensiun, ia telah menjadi seorang editor pada usia 36, tetapi ketika kantornya bangkrut, ia pun kehilangan pekerjaannya. Akhirnya pekerjaannya pun berubah, sebagai pelayan restoran. Kedua, berpindahnya posisi seseorang ini dapat kita lihat dari mobilitas antargenerasi. Hal ini dapat kita lihat dengan membandingkan kelas sosial yang dimiliki seseorang dengan kelas sosial yang ditempati orang tuanya dulu.
Pada dasarnya mobilitas dalam setiap masyarakat banyak tergantung pada dua aspek struktur sosialnya. Pertama, setiap orang tidak akan dapat berpindah ke posisi yang lebih baik jika memang tidak ada posisi yang diperuntukkan baginya. Kedua, dalam rangka berpindah ke posisi yang lebih baik, setiap orang pun harus memiliki karakteristik, dan kemampuan untuk memasuki status tersebut.
Pada masyarakat feudal, mobilitas yang terjadi di masyarakat sangat terbatas. Misalnya, para petani pun tidak mungkin mengalami mobilitas. Kelas sosial pada masyarakat feodal terdiri dari dua lapisan, yaitu bangsawan sebagai pemilik tanah dan petani sebagai penggarap tanah. Status tertinggi dalam masyarakat feudal adalah bangsawan. Pada dasarnya status diperoleh karena keturunan atau kelahiran. Hal tersebut menyebabkan petani tidak mungkin mengalami mobilitas.